Sementara 54 persen sisanya mengaku menggunakannya pada saat bekerja. Dari sejumlah responden yang menggunakan IM saat bekerja, hampir setengah (44,3 persen) dari mereka menghabiskan antara 10 hingga 30 persen waktu kerjanya untuk chatting, sementara lebih dari 10 persen responden mengatakan bahwa mereka memanfaatkan lebih dari 80 persen waktu kerjanya menggunakan Instant Mesengger.
Begitu banyak waktu yang terpakai untuk menggunakan IM saat bekerja. Tapi, apakah karyawan menjadi kurang produktif saat di kantor? Mayoritas responden (59,4 persen) ternyata tidak setuju dan merasa IM justru meningkatkan produktivitas.
"Mengetik di IM jauh lebih cepat dibanding mengirim emailatau mengangkat telepon. IM menjadi media komunikasi yang mudah digunakan saat harus berhubungan dengan kolega, pimpinan atau bahkan klien. Bahkan, memungkinkan saya untuk mengirim dokumen dan mendiskusikan visualisasi spesifik secara langsung," ujar Mohammad Reza Khadafi, 29, seorang pekerja kreatif. Kenyataannya, IM telah menjadi instrumen komunikasi utama di kantor.
Hampir sepertiga (37,7 persen) responden mengatakan bahwa mereka menggunakan Instant Messenger untuk berkomunikasi dengan kolega; 12,1 persen dengan klien; dan hampir 10 persen dengan pimpinan mereka. Tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi; 60,5 persen pengguna memanfaatkan IM untuk mengirim dokumen, yang disebut menambah efisiensi kerja karyawan.
Namun, penggunaan Web IM tidak terbatas selama berada di kantor. Menurut survei, lebih dari 40 persen responden menyatakan bahwa mereka merasa lebih aman menggunakan platform IM berbasis Web melalui komputer publik.
Tak hanya untuk bekerja, 86,5 persen dari responden di Asia Tenggara mengatakan bahwa mereka akan memanfaatkan Instant Messenger untuk mengajak seseorang berkencan. Sekitar 6,8 persen di antaranya bahkan menyebut bahwa mereka akan melamar seseorang secara online.
"Saya adalah orang yang romantis. Dan meminta seseorang untuk berkencan dengan cara online bukanlah sesuatu yang salah," ujar Ade Mailangkay, 35.
"Di lain pihak, putus dengan cara online tetap tidak tepat. Karena ada beberapa pembicaraan harus dilakukan secara berhadapan atau face to face," kata Ade lagi.
Ketika masyarakat di Asia Tenggara tidak sedang sibuk menggoda atau mengajak seseorang kencan, mereka menggunakan Instant Messaging untuk tujuan yang berguna lainnya seperti membuat sebuah rencana (52 persen), menanyakan apa menu makan malam nanti (42 persen) hingga bertukar dokumen. (Choi)
Sumber : Okezone.com
0 comments:
Posting Komentar