Jakarta - Kontroversi game dengan tema pemerkosaan membuat pengembang game erotis di Jepang bertindak. Mereka memblokir akses orang asing ke situs game erotis.
Beberapa pengembang game erotis di Jepang melakukan langkah-langkah tegas untuk menghindari kontroversi game khusus dewasa yang mereka hasilkan. Pengembang seperti Minori, Yuzusoft dan Visual Antena dari VisualArts memblokir akses orang asing ke situs mereka.
Situs-situs penghasil game '17 tahun ke atas' itu menolak pengunjung yang alamat IP-ny berasal dari luar Jepang. Hal ini karena kontroversi game seperti Rapelay yang terjadi di luar Jepang.
Kontrversi game dengan tema pemerkosaan memang telah menyebabkan asosiasi game di Jepang melarang peredaran game itu. Meski demikian game dengan tema erotis tidak dilarang untuk diproduksi dan dijual lewat jalur lain.
Beberapa perusahaan game erotis pun memutuskan untuk mengubah judul-judul game yang mereka hasilkan. Umumnya dengan menghilangkan kata-kata seperti 'rape', 'sex' atau 'slave' dari judulnya. (Choi)
Sumber : Detikinet.com
Read full story
Beberapa pengembang game erotis di Jepang melakukan langkah-langkah tegas untuk menghindari kontroversi game khusus dewasa yang mereka hasilkan. Pengembang seperti Minori, Yuzusoft dan Visual Antena dari VisualArts memblokir akses orang asing ke situs mereka.
Situs-situs penghasil game '17 tahun ke atas' itu menolak pengunjung yang alamat IP-ny berasal dari luar Jepang. Hal ini karena kontroversi game seperti Rapelay yang terjadi di luar Jepang.
Kontrversi game dengan tema pemerkosaan memang telah menyebabkan asosiasi game di Jepang melarang peredaran game itu. Meski demikian game dengan tema erotis tidak dilarang untuk diproduksi dan dijual lewat jalur lain.
Beberapa perusahaan game erotis pun memutuskan untuk mengubah judul-judul game yang mereka hasilkan. Umumnya dengan menghilangkan kata-kata seperti 'rape', 'sex' atau 'slave' dari judulnya. (Choi)
Sumber : Detikinet.com