SEOUL - Inggris diduga menjadi dalang serangan cyber pekan lalu yang menghantam Korea Selatan (Korsel). Akibat serangan itu, sebagian besar situs milik Korsel dan Amerika Serikat (AS) mengalami gangguan.
Komisi Komunikasi Korea mengatakan, laporan tersebut didapat dari perusahaan keamanan komputer Vietnam, Bach Khoa Internetwork Security. Vietnam adalah bagian dari kelompok regional yang dikenal Asia Computer Emergency Response Team.
Menurut Ketua Tim Perlindungan Jaringan Komisi Komunikasi Korea Park Cheol-soon, server Inggris tampaknya telah mengontrol server utama yang sudah dikompromikan untuk menyebarkan virus.
"Namun, butuh investigasi lebih lanjut untuk memastikan server ini merupakan server final yang menyerang atau bukan," ujar Park.
Sebelumnya, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel mengatakan, Korea Utara (Korut) adalah dalang di balik serangan cyber, yang telah mengacaukan sebagian besar situs pemerintah dan komersial di AS dan Korsel.
Park menjelaskan, meski kelihatannya master server berasal dari Inggris, bukan berarti Korut tidak bisa dianggap bertanggung jawab. "Bukan berarti penemuan ini menyimpulkan bahwa kami telah menemukan siapa yang melakukan serangan," ungkap Park.
Serangan "bantahan layanan terdistribusi" itu melibatkan pengiriman permintaan yang banyak untuk akses website dari puluhan ribu komputer "zombie" sehingga situs jadi overload. Komputer yang digunakan untuk mengirim banjir permintaan itu telah terinfeksi virus yang memberi peluang bagi penyerang untuk mengontrolnya tanpa diketahui.
Komisi Komunikasi Korea mengatakan, 166.000 komputer zombie di 74 negara diduga telah dimanfaatkan dalam serangan itu. Meski demikian, Presiden Perusahaan Jasa Pengamanan Provider Shiftworks Hong Min-pyo mengatakan bahwa sangat mustahil menemukan jejak siapa yang memprakarsai serangan.
Menurut Hong, Shiftworks juga telah melacak sebuah situs di New Jersey yang dipercaya terlibat dalam penyebaran virus yang disebut "malware". (choi)
Sumber : Okezone.com
Read full story
Komisi Komunikasi Korea mengatakan, laporan tersebut didapat dari perusahaan keamanan komputer Vietnam, Bach Khoa Internetwork Security. Vietnam adalah bagian dari kelompok regional yang dikenal Asia Computer Emergency Response Team.
Menurut Ketua Tim Perlindungan Jaringan Komisi Komunikasi Korea Park Cheol-soon, server Inggris tampaknya telah mengontrol server utama yang sudah dikompromikan untuk menyebarkan virus.
"Namun, butuh investigasi lebih lanjut untuk memastikan server ini merupakan server final yang menyerang atau bukan," ujar Park.
Sebelumnya, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel mengatakan, Korea Utara (Korut) adalah dalang di balik serangan cyber, yang telah mengacaukan sebagian besar situs pemerintah dan komersial di AS dan Korsel.
Park menjelaskan, meski kelihatannya master server berasal dari Inggris, bukan berarti Korut tidak bisa dianggap bertanggung jawab. "Bukan berarti penemuan ini menyimpulkan bahwa kami telah menemukan siapa yang melakukan serangan," ungkap Park.
Serangan "bantahan layanan terdistribusi" itu melibatkan pengiriman permintaan yang banyak untuk akses website dari puluhan ribu komputer "zombie" sehingga situs jadi overload. Komputer yang digunakan untuk mengirim banjir permintaan itu telah terinfeksi virus yang memberi peluang bagi penyerang untuk mengontrolnya tanpa diketahui.
Komisi Komunikasi Korea mengatakan, 166.000 komputer zombie di 74 negara diduga telah dimanfaatkan dalam serangan itu. Meski demikian, Presiden Perusahaan Jasa Pengamanan Provider Shiftworks Hong Min-pyo mengatakan bahwa sangat mustahil menemukan jejak siapa yang memprakarsai serangan.
Menurut Hong, Shiftworks juga telah melacak sebuah situs di New Jersey yang dipercaya terlibat dalam penyebaran virus yang disebut "malware". (choi)
Sumber : Okezone.com