.
4shared.com - Free file sharing and storage

Kamis, 14 Mei 2009

NettApp Dukung Apconex 2009

0 comments
JAKARTA – NettApp berpartisipasi sebagai sponsor platinum di ajang perbankan terbesar tahun ini, Apconex 2009, dengan menghadirkan solusi storage dan data management terkini.

Solusi NetApp bagi industri perbankan menekankan pada integritas data dan keamanan selagi tetap memenuhi kebutuhan para pelanggan akan ketersediaan data center yang lebih sederhana, hemat biaya, sekaligus mampu meningkatkan efisiensi.

“Justru dalam situasi ekonomi yang menantang seperti sekarang ini, industri perbankan perlu lebih fokus dalam memilih investasi teknologi. Dengan berpartisipasi dalam Apconex 2009, NetApp akan menyediakan solusi yang paling inovatif untuk membantu industri perbankan mencapai efisiensi dan kinerja yang lebih tinggi,” ujar Steven Law, NetApp Indonesia Country Manager, melalui keterangan resminya, Kamis (14/5/2009).

“Solusi storage dan data management dari NetApp merupakan cara bagi industri perbankan untuk membangun data center yang kuat dan aman, mengingat jumlah besarnya data yang selalu terus berkembang,”

Di ajang ini, NetApp menekankan tiga solusi utama yang dapat diterapkan oleh industri perbankan. Solusi yang ditawarkan NetApp ini telah memenuhi persyaratan yang harus diikuti dan diterapkan oleh bank. Tiga solusi utama dari NetApp adalah solusi virtualisasi, storage efficiency, dan storage management. (Choi)

Sumber : Okezone.com
Read full story

Absen Sekolah Bisa dengan Wajah

0 comments
CAMBRIDGE – Apa yang Anda bayangkan dalam sebuah ruang kelas yang akan memulai pelajaran? Ketika anak-anak sudah duduk rapi di bangku masing-masing, seorang guru terlebih dulu akan memanggil nama murid satu persatu untuk mengecek kehadiran mereka.

Absensi cara manual seperti ini biasanya akan memakan waktu sekira lima belas menit atau mungkin lebih. Namun di sekolah bernama City of Ely Community College,Inggris, hal seperti ini tidak berlaku lagi. Murid dan pengajar dapat lebih memanfaatkan waktu belajar dengan cara absensi yang lebih efektif.

Uniknya, mereka menerapkan cara absensi dengan teknologi ‘face recognition’ atau sistem pembaca wajah untuk melakukan absensi yang dinamakan sistem Face Register. Teknologi ini memiliki cara kerja sama seperti sensor sidik jari, demikian keterangan yang dikutip dari Tech Radar, Kamis (14/5/2009).

Dengan teknologi ini, pengajar tak lagi repot melakukan absensi secara manual. Selain menghemat waktu, baik pengajar maupun murid bisa lebih fokus pada kegiatan belajar mengajar.

“Meski teknologi ini tergolong baru, namun penerapannya sangat mudah dan terbukti efektif,” kata Richard Baker, kepala Sekolah City of Ely Community College.

Sistem Face Register ini diciptakan oleh perusahaan teknologi di Northampton bernama Aurora. Perangkat ini menggunakan pemindai inframerah untuk mengidentifikasi setiap murid dan mencocokkannya dengan data dan wajah mereka yang telah tersimpan dalam database.

“Dengan sistem absensi baru ini kami berharap dapat meningkatkan kinerja para guru dan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif,” kata Baker. (Choi)

Sumber : Okezone.com
Read full story

Robot Pemadam pada KRCI

0 comments
DEPOK – Kontes Robot Credas Indonesia (KRCI) 2009 di Balairung UI, Depok, Minggu (10/5) memperlombakan robot pemadam api.

Hal itu dilakukan karena pada dasarnya fungsi robot adalah untuk menggantikan manusia untuk melakukan pekerjaan berat dan dalam kondisi darurat yang tidak mungkin dilakukan manusia.

“Robot adalah untuk menggantikan manusia melakukan pekerjaan yang berat, berisiko, dan berbahaya,” papar Ketua Panitia KRI Bambang Sugiarto yang juga Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini di Depok, Minggu.

Format aturan pertandingan dalam KRCI 2009 dipilih dari aturan kontes robot sejenis yang telah diselenggarakan secara teratur di negara maju yaitu Intelligent Fire-Fighting Robot Contest yang diselenggarakan oleh Trinity College, Hartford Connecticut , USA dan telah berlangsung lebih dari 13 tahun.

Pemenang dari KRCI berpeluang mengikuti kontes serupa pada tahun 2010 di AS. Kontes ini diharapkan bisa mengembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa ditengah persaingan global di dunia. Dia optimis akan mampu bersaing dengan dunia internasional.

“Kontes ini menggunakan standar internasional. Oleh karena itu kita sangat optimis akan mampu bersaing dengan negara lain dan melaju ke Jepang,” ujarnya saat ditemui di sela-sela perlombaan. (choi)

Sumber : Pikiran-rakyat.com
Read full story

Kingston DataTraveler G2, Praktis

0 comments
Flash disk ini khas Kingston. Badannya berbalut warna putih dengan aksen merah mengelilingi bagian sisi-sisinya. Sebuah kotak persegi empat merah tua dengan huruf timbul Kingston ada di bagian tengah badannya. Di ujung arah depan (arah kepala USB), terlihat gambar kepala orang yang dietsakan ke badan flash disk. Di kepala inilah akan tampak LED hijau berkedip-kedip saat flash disk bekerja.
ADVERTISEMENT

Di bagian sebaliknya, kotak dengan ukuran sama memamerkan tulisan DataTraveler G2 16GB dan kepala orang yang menjadi simbol Kingston, juga dengan latar belakang merah. Bagian yang satu ini bila
dilihat dari arah yang berbeda akan menampilkan warna yang berbeda, seperti layaknya gambar hologram. Permainan warna ini cukup menarik, khususnya bagi anak-anak.

Tidak ada kepala USB pada G2 ini. Kepala USB dikeluar/masukkan dengan menekan sambil mendorong keluar/masuk tombol slider yang ada di salah sisi badan flash disk. Begitu tekanan ibujari Anda
diangkat dari tombol tersebut, slider akan langsung terkunci. Jadi tidak perlu kuatir kepala USB terdorong masuk kembali saat Anda menancapkannya ke slot USB komputer.

Dari segi kinerja, G2 tidak mengecewakan. Lihatlah hasil uji manual kami. Pada uji tulis yang melibatkan 161 file dalam tiga folder dengan total kapasitas 1,79GB, G2 tuntas menyalinnya dengan kecepatan 6,27MB/s. Sedangkan saat di-benchmark dengan Simplisoftware HD Tach 3.0.1.0, flash disk ini menyajikan kecepatan baca 28MB/s, kecepatan tulis 17,1MB/s dengan akses random 3,4ms, dan utilisasi CPU 20%.

Kingston DataTraveler G2 yang berkapasitas bebas 14,96GB memiliki kinerja tulis yang cukup baik. Cocok dimiliki oleh siapa pun yang membutuhkan flash disk berkapasitas besar dan berkinerja cepat, serta tidak mau repot dengan urusan tutup kepala USB. Selain versi 16GB, DataTraveler G2 disediakan dalam kapasitas 4GB (kuning), 8GB (cyan), dan 32GB (hijau tua).

Hasil Uji Kecepatan Transfer*
Copy dari harddisk (write): 6,27MB/s
Copy ke harddisk (read): 12,04MB/s
Hapus file (delete): 244,52MB/s
*) File yang diproses adalah 161 file TIF dalam tiga folder dengan ukuran total 1,79GB. Pengujian dilakukan tiga kali pada koneksi USB 2.0 pada notebook NEC Versa E680 (Pentium M 1,5GHz, RAM 256MB, Win XP Pro), dan hasilnya dirata-ratakan.

SKOR PENILAIAN
(maksimal 5)
Kinerja : 4
Fasilitas : 4
Harga : 3,8
SKOR TOTAL : 3,94

SPESIFIKASI Kingston DataTraveler G2 (DTIG2/16GB)
Tipe koneksi: USB 2.0
Tipe memori simpan: Flash
Kapasitas: 16GB
Ketahanan: Tidak disebutkan
Dimensi (plt): 5,83×2,36×0,9 cm
Bobot : 8 gram
Kompatibilitas: Windows (2000 SP4, XP SP1/SP2, Vista), Mac OS X v.10.3.x ke atas, Linux v2.6.x ke atas.

Kelengkapan: -
Garansi: 2 tahun
Situs Web: www.kingston.com/asia
Harga kisaran *: US$ 50

(choi)

Sumber : id.yahoo.com
Read full story

Indonesia MenJadi Surga Pembajakan Software

0 comments
Meski Indonesia punya UU Hak Cipta yang melarang pembajakan dan pembelian barang-barang ilegal seperti perangkat lunak (software) komputer, tapi nyatanya pembajakan tetap saja terjadi, dan produknya pun laris manis di mana-mana.
ADVERTISEMENT

Sebut saja misalnya di pusat perbelanjaan Mangga Dua Mall, Jakarta, yang sejak lama dikenal sebagai `surga pembajakan software`, dari sejumlah gerai bisa didapatkan `software` bajakan dengan harga miring. Hal inilah yang membuat Indonesia disorot dunia sebagai negara pembajak `software` terkemuka.

Dari sisi ekonomi, data yang dilansir International Data Corporation (IDC) mengenai Global Software Piracy Study 2008, kerugian yang ditimbulkan kejahatan ini ternyata cukup mengejutkan.

Potensi pendapatan industri perangkat lunak (software) Indonesia pada 2008 yang hilang mencapai 544 juta dolar AS akibat maraknya pembajakan. Angka itu melonjak 31 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Adapun angka pembajakan hanya naik 1 persen menjadi 85 persen, dan menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dari 110 negara.

Perwakilan Business Software Alliance (BSA) Indonesia Donny A Sheyoputra mengatakan kenaikan potensi kerugian dan angka pembajakan itu dipicu oleh naiknya pengiriman personal computer (PC) ke Indonesia yang mencapai 100 persen.

“Dari kenaikan tersebut, sekitar 48 persen PC dibeli oleh pribadi, sisanya dibeli oleh perusahaan,” ujarnya saat mengumumkan hasil studi tahun ke-6 International Data Corporation (IDC) mengenai Global Software Piracy Study 2008 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, di antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik, nilai kerugian Indonesia masih lebih kecil dibandingkan China yang merugi 6,6 miliar dolar AS, India 2,7 miliar dolar, Jepang 1,4 miliar dolar, Korea Selatan 622 juta dolar), Australia 613 juta dolar, dan Thailand 609 juta dolar AS.

“Hasil studi IDC ini membuat kami harus bekerja lebih giat dan efektif, terutama kepada masyarakat agar menggunakan software berlisensi. Penegakan UU Hak Cipta juga harus terus ditingkatkan, meski secara kualitas upaya penegakan hukum pada 2008 lebih baik,” kata Donny.

Hasil studi IDC tidak akan mengubah fokus program BSA di Indonesia, yakni tetap kepada perusahaan. Adapun kegiatan advokasi dan penegakan hukum kepada pribadi perlu dilakukan secara simultan, supaya kesadaran penggunaan peranti lunak legal ke pengguna pribadi lebih meningkat.

“Studi ini setidaknya menjadi acuan bagi industri software agar bisa tumbuh dengan baik,” ujar dia.

Menurut Donny, Indonesia bisa mencontoh negara lain agar angka pembajakan bisa menurun. Misalnya, China mempunyai ketentuan yang mewajibkan setiap unit PC yang dijual harus dilengkapi dengan “operating system” (OS) legal. Atau pada 2008, Pemerintah China mengirim surat pada 53.000 kepada `internet service provider` agar mereka tidak menjual `software` ilegal.

Menurut studi IDC, 80 persen kerugian dari pembajakan diderita oleh para pemain lokal dalam industri software, yaitu perusahaan software, industri software, dan distribusi.

Dalam penelitian IDC juga terungkap bahwa jika pembajakan berkurang, yang lebih banyak memperoleh keuntungan justru perusahaan non-software, yaitu IT Services mendapatkan 34% dan distribusi mendapatkan 40%, sedangkan perusahaan dan industri software itu sendiri hanya mendapatkan 26%.

Mengapa harus mahal?

Salah satu penyebab maraknya pembajakan software adalah kondisi lapangan yakni harga sebuah software asli terlalu mahal. Sebut saja program popular seperti Microsoft Office yang dibandrol jutaan rupiah, sementara program bajakan hanya dijual Rp25.000 hingga Rp50.000 di kawasan Mal Mangga Dua.

Begitu juga, software proprietary yang beredar di Indonesia harganya dirasa cukup mahal, seperti Windows (OEM) seharga USD70 dolar AS, Office 2000 seharga 600 dolar, dan belum termasuk software lain di antaranya adalah Norton Utilities seharga 60 dolar, Adobe Photoshop (600 dolar), CorelDraw (300 dolar), AutoCAD (600 dolar), MS Visual Studio pun harganya lebih dari 1.000 dolar AS.

Dibanding harga PC (rakitan) kelas menengah di Indonesia yang rata-rata harganya 200-500 dolar AS per unit, harga software di dalamnya, bila dibeli secara sah, akan jauh di atas harga hardwarenya

Dari sebuah studi, harga software atau DVD film dan CD musik yang mahal, tentunya membuat orang lebih tergiur untuk membajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Donald Marron dari Charles River Associates dan David Steel dari McKisney yang menemukan bahwa ada korelasi yang kuat antara pendapatan masyarakat suatu negara dengan angka pembajakan.

Secara umum, semakin miskin masyarakat suatu negara, maka semakin besar kemungkinan pembajakan terhadap software terjadi. Akan tetapi, penelitian ini menemukan anomali, artinya tidak berlaku di semua tempat.

Di Qatar dan Kuwait, di mana masyarakatnya telah hidup di atas berkecukupan, akan tetapi angka pembajakannya tetap tinggi. Sedangkan di Afrika Selatan dan India, yang pendapatan penduduknya masih di bawah garis kemiskinan, tidak menunjukkan angka pembajakan yang signifikan.

Hal ini mengingat kecilnya kemungkinan akses masyarakat mereka terhadap komputer. Dari anomali ini juga ditemukan satu faktor pendorong lagi terjadinya privasi, yaitu kebudayaan.

Marron dan Steel manyatakan bahwa pembajakan software di suatu negara merupakan perlawanan unsur kolektivis terhadap dominasi Barat yang cenderung individualis.

Menurut John Gantz and Jack B. Rochester dalam bukunya “Pirates of the digital millenium” yang diterbitkan Financial Times Prentice Hall, ada faktor lain yang menyuburkan adanya pembajakan. Hal ini karena software sebagai media digital merupakan barang yang sangat mudah untuk dicopy (baca: dibajak!) secara sempurna ketimbang barang-barang lainnya.

Selama harga software mahal, selama penegakan hukum tentang hak cipta masih saja lemah, selama ini pula Indonesia akan tetap menjadi surga bagi pembajakan `software`. (Choi)

Sumber : id.yahoo.com
Read full story
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Linkedin Yahoo! Bookmarks Google Buzz Google Reddit Mixx Technorati RSS Favorites
 

Blog Archive

News Technology Computer © 2008 Business Ads Ready is Designed by Choi Rozs Supported by Blogger