Jakarta - Nitro, sebuah aplikasi PDF (Portable Document Format) terbaru hadir untuk menantang dominasi Adobe di arena format dokumen digital. Nitro, sang penantang tersebut, pekan ini meluncurkan software PDF versi beta melalui websitenya.
Nitro tak hanya memungkinkan penggunanya membaca teks yang dipindai dalam format PDF, tetapi juga menambahkan catatan atau mengedit tulisan lalu menyimpannya.
Tentunya hal ini menjadi satu kelebihan yang membedakannya dari Adobe Reader. Seperti kita tahu, Adobe Reader hanya memungkinkan pengguna melihat sebuah teks namun tidak bisa mengeditnya. Hal ini akan membatasi pengguna, contohnya ketika perlu mengisi sebuah form aplikasi dalam format PDF. Untuk mengatasi kekurangannya tersebut, Adobe menjual software PDF versi premium bagi pengguna yang ingin mengedit dokumen PDF mereka.
Chief Product Officer Nitro Lonn Lorenz mengkritik Adobe dengan menyebutkan Adobe Reader tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. "Adobe tidak memahami perubahan orang-orang yang bekerja menggunakan file PDF".
Mantan pegawai Adobe tersebut melanjutkan, hal tersebut membuat para pengguna Adobe kecewa. Seraya berpromosi, Lorenz mengklaim aplikasi pembaca PDF Nitro lebih aman ketimbang Adobe Reader.
Mengutip laporan dari firma keamanan komputer dan internet Symantec, Lorenz memaparkan, akhir-akhir ini sejumlah dokumen PDF rentan terserang virus dan sebanyak 49 persen di antaranya merupakan serangan berbasis web. "Perlu diketahui, Adobe sangat rentan diserang," ucapnya.
Keamanan yang dibangun Nitro, menurut Lorenz, termasuk di dalamnya fitur untuk memblokir akses ke website tertentu, mengunci file dengan password, dan mematikan teknologi Java Script yang kerap dimanfaatkan hacker untuk melakukan serangan. Nitro Reader juga memungkinkan pengguna memindai tandatangan ke dalam komputer dan menyertakannya ke dokumen PDF mereka.(Choi)
Sumber : Detikinet.com
Read full story
Nitro tak hanya memungkinkan penggunanya membaca teks yang dipindai dalam format PDF, tetapi juga menambahkan catatan atau mengedit tulisan lalu menyimpannya.
Tentunya hal ini menjadi satu kelebihan yang membedakannya dari Adobe Reader. Seperti kita tahu, Adobe Reader hanya memungkinkan pengguna melihat sebuah teks namun tidak bisa mengeditnya. Hal ini akan membatasi pengguna, contohnya ketika perlu mengisi sebuah form aplikasi dalam format PDF. Untuk mengatasi kekurangannya tersebut, Adobe menjual software PDF versi premium bagi pengguna yang ingin mengedit dokumen PDF mereka.
Chief Product Officer Nitro Lonn Lorenz mengkritik Adobe dengan menyebutkan Adobe Reader tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. "Adobe tidak memahami perubahan orang-orang yang bekerja menggunakan file PDF".
Mantan pegawai Adobe tersebut melanjutkan, hal tersebut membuat para pengguna Adobe kecewa. Seraya berpromosi, Lorenz mengklaim aplikasi pembaca PDF Nitro lebih aman ketimbang Adobe Reader.
Mengutip laporan dari firma keamanan komputer dan internet Symantec, Lorenz memaparkan, akhir-akhir ini sejumlah dokumen PDF rentan terserang virus dan sebanyak 49 persen di antaranya merupakan serangan berbasis web. "Perlu diketahui, Adobe sangat rentan diserang," ucapnya.
Keamanan yang dibangun Nitro, menurut Lorenz, termasuk di dalamnya fitur untuk memblokir akses ke website tertentu, mengunci file dengan password, dan mematikan teknologi Java Script yang kerap dimanfaatkan hacker untuk melakukan serangan. Nitro Reader juga memungkinkan pengguna memindai tandatangan ke dalam komputer dan menyertakannya ke dokumen PDF mereka.(Choi)
Sumber : Detikinet.com