SAN FRANSISCO - Dari puluhan juta anggota Facebook, ribuan di antaranya telah menggunakan nama selebriti sebagai nama palsu (cybersquat). Untuk meminimalisir hal ini, Facebook mulai mengadakan 'pembersihan'.
Ribuan orang telah membuka akun Facebook dengan menggunakan nama orang-orang terkenal seperti selebriti, perusahaan ternama, keluarga kerajaan dan plitikus. Namun seiring dengan rencana Facebook untuk menciptakan url dengan nama akun yang terdaftar, membuat perusahaan milik Mark Zuckerberg itu merasa harus berbenah diri.
Facebook tidak ingin anggota lainnya terkecoh dengan alamat akun selebriti yang digunakan secara ilegal. Misalnya saja www.facebook.com/princecharles, yang ternyata bukan milik Pangeran Charles, melainkan milik seorang penduduk Hawaii bernama Charlie Nordholm. Bahkan akun Rolls-Royce, Waitrose dan Morrisons juga ternyata tidak merujuk pada suatu perusahaan tertentu, melainkan milik beberapa individu.
Cybersquatting memang telah menjadi isu global sejak awal internet diperkenalkan. Nama orang terkenal maupun perusahaan ternama digunakan oleh sebagian orang dalam rangka meraih keuntungan financial, baik untuk dijual maupun sebagai bentuk promosi agar link tersebut banyak dikunjungi orang. Bahkan ada juga yang mencatut nama selebriti hanya sebagai bahan olok-olok.
Facebook telah memberikan kesempatan kepada perusahaan yang merasa dirugikan untuk mendaftarkan nama yang mereka miliki. Namun jika memang nama tersebut terbukti bukan milik yang bersangkutan maka Facebook merasa berhak untuk menutup akun itu. (Choi)
Sumber : Okezone.com
Read full story
Ribuan orang telah membuka akun Facebook dengan menggunakan nama orang-orang terkenal seperti selebriti, perusahaan ternama, keluarga kerajaan dan plitikus. Namun seiring dengan rencana Facebook untuk menciptakan url dengan nama akun yang terdaftar, membuat perusahaan milik Mark Zuckerberg itu merasa harus berbenah diri.
Facebook tidak ingin anggota lainnya terkecoh dengan alamat akun selebriti yang digunakan secara ilegal. Misalnya saja www.facebook.com/princecharles, yang ternyata bukan milik Pangeran Charles, melainkan milik seorang penduduk Hawaii bernama Charlie Nordholm. Bahkan akun Rolls-Royce, Waitrose dan Morrisons juga ternyata tidak merujuk pada suatu perusahaan tertentu, melainkan milik beberapa individu.
Cybersquatting memang telah menjadi isu global sejak awal internet diperkenalkan. Nama orang terkenal maupun perusahaan ternama digunakan oleh sebagian orang dalam rangka meraih keuntungan financial, baik untuk dijual maupun sebagai bentuk promosi agar link tersebut banyak dikunjungi orang. Bahkan ada juga yang mencatut nama selebriti hanya sebagai bahan olok-olok.
Facebook telah memberikan kesempatan kepada perusahaan yang merasa dirugikan untuk mendaftarkan nama yang mereka miliki. Namun jika memang nama tersebut terbukti bukan milik yang bersangkutan maka Facebook merasa berhak untuk menutup akun itu. (Choi)
Sumber : Okezone.com