CALIFORNIA - Pemerintah China meminta Google akan menonaktifkan fitur pencarian yang merujuk pada konten pornografi. Hal ini dilakukan bukan saja sebagai bagian dari upaya memerangi pornografi namun juga untuk semakin memperketat sensorship internet di China pasca kisruh peringatan 20 tahun tragedi Tiananmen.
Google telah lama menghadapi dilema yang sulit dengan China. Permintaan China ini bertentangan dengan keinginan Google untuk menyediakan akses informasi seluas-luasnya bagi para pengguna Google. Hal ini juga akan sangat mungkin berdampak pada penurunan saham keuntungan Google.
Menanggapi hal ini, Google masih menampakkan sikap enggan untuk menuruti keinginan China. Pada awal Juni, China juga meminta Google untuk memblokir seluruh hasil pencarian terkait perayaan Tiananmen. Pemerintah China khawatir internet akan memprovokasi mereka untuk membentuk gerakan perlawanan terhadap pemerintah terkait tragedi berdarah yang terjadi pada 1989.
"Dalam hal ini, Google akan adakan diskusi dengan China untuk membahas penyediaan layanan konten pornografi dan segala hal yang dianggap dapat memprovokasi anak muda di China," kata juru bicara Google.
Melalui juru bicaranya, Google juga menyatakan keberatan soal peranti lunak anti pornografi yang akan diberlakukan di seluruh komputer di China.
"Kami telah melakukan segala upaya dengan memilih konten yang kami sajikan termasuk pornografi. Kami telah sesuaikan konten yang kami sajikan terkait masalah ini," tambah juru bicara Google.
Upaya China dalam memperketat sensorship internet tidak hanya pada pemblokiran Google. Rencananya mulai awal Juli China akan berlakukan peraturan yang mengharuskan seluruh komputer di China dilengkapi dengan peranti lunak Green Dam Youth Escort. (Choi)
Sumber : Okezone.com