Regina Hutama Poli, Corporate Communications Manager Nokia Indonesia mengatakan bahwa pihaknya lebih memilih menyebut aksi tersebut sebagai program pertukaran ketimbang recall (penarikan).
"Sebab, kalau recall itu kan berarti kita melakukan penarikan, tapi yang kita ajukan itu pertukaran daripada charger itu sendiri."
Ya, Nokia boleh saja berpendapat demikian, namun yang pasti konsumen harus waspada atas pengisi baterai ponsel yang digunakannya termasuk yang bermasalah atau tidak.
Nokia menjelaskan, charger yang bermasalah tersebut dibuat oleh perusahaan bernama BYD asal China. Adapun model charger yang dimaksud adalah AC-3E dan AC-3U di produksi antara 15 Juni 2009 - 9 Agustus 2009 dan AC-4U yang diproduksi antara 13 April 2009 - 25 Oktober 2009.
Sayangnya, Regina tidak mengetahui pasti berapa jumlah charger bermasalah di atas yang wara-wiri di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, termasuk cara konsumen untuk memeriksa apakah charger mereka perlu ditukar atau tidak, Nokia telah menyediakan situs khusus yang beralamat di http://chargerexchange.nokia.com.
"Atau kalau tidak ada akses internet, konsumen bisa menghubungi Nokia Careline di nomor telepon 526 6542 atau mengunjungi Nokia Care Centre," pungkasnya.
Menurut penjelasan Nokia, penutup berbahan plastik dari charger nyetrum tersebut pada situasi tertentu dapat menjadi longgar dan terlepas, sehingga komponen dalam charger menjadi terbuka dan menyebabkan potensi sengatan listrik jika komponen dalam charger disentuh secara langsung ketika charger dalam keadaan tersambung pada sumber listrik.
Tidak ada laporan yang diterima Nokia tentang adanya kecelakaan atau luka yang berhubungan dengan charger-charger tersebut. (Choi)
Sumber : Detikinet.com
0 comments:
Posting Komentar