Dijelaskan Widyaretna Buenastuti, Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), untuk software bajakan, pelaku mengkopi sama persis isi dan merek dengan produk yang asli. Tapi kalau dipalsukan, menggunakan merek yang berbeda tapi isinya sama.
"Misalnya ada satu kasus produk Microsoft dipalsukan tanpa huruf 't'."
Software yang paling banyak dipalsukan, lanjut Widyaretna, adalah produk keluaran Microsoft. Seperti Microsoft Office dan sistem operasi Windows.
"Memang softwarenya (Microsoft-red) paling laku di sini," tukasnya.
Menurut hasil studi Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan dengan LPEM FEUI, pemalsuan software pada 2002-2005 diprediksi menimbulkan kerugian Rp 3,6 triliun.
(Choi)
Sumber : Detikinet.com
0 comments:
Posting Komentar