Menurut Mehdi, penutupan Facebook tiga minggu sebelum pilpres di Iran adalah perbuatan yang melanggar hak asasi manusia. Menurutnya, di Facebok bisa menciptakan debat politik di tengah masyarakat mengenai pemimpin yang mereka pilih nantinya.
"Menutup Facebook karena masalah moral mungkin masih bisa dimaklumi. Akan tetapi, menutup informasi karena mendekati pemilihan, itu sebuah kesalahan besar.
Menurut reformis itu, aksi pemblokiran ini membuktikan kalau pemerintah ingin menutup ruang publik untuk mendapatkan menggiring Ahmadinejad kembali berkuasa, agar menjadi presiden Iran kembali. Dan ini tentu saja, pemaksaan yang memalukan, menurut Mehdi. Baginya pula, media seperti Facebook merupakan alat yang tepat untuk melakukan kampanye bagi calon presiden yang moderate.
Seperti diketahui, kurang dari tiga minggu sebelum pemilihan umum, pemerintahan Iran memutuskan untuk menutup akses Facebook. Hal ini kontan saja mendatangkan kritikan yang mengalir deras dari berbagai kalangan. Yang paling menentang adalah para oposisi pemerintahan yang ingin menggerakkan anak muda agar tidak lagi memilih Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Pemblokiran tersebut dinilai sebagai pembatasan terhadap segala akses informasi menjelang pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada 12 Juni mendatang. Hal ini juga dinilai sebagai serangan langsung terhadap para pemilih muda yang Ahmadinejad terpilih kembali. (Choi)
Sumber : Okezone.com
0 comments:
Posting Komentar