Jawabannya adalah Adobe. Ya, produk-produk yang dihasilkan oleh vendor asal Amerika ini ternyata diketahui memiliki banyak kelemahan dan rentan terhadap aksi hacking.
45 bugs misalnya, telah ditemukan di software Adobe Reader oleh para peneliti kemanan cyber maupun dari hacker-hacker, yang akhirnya ditambal. Data ini mengacu pada hasil pelacakan yang dilakukan oleh iDefense, di mana tahun lalu mereka menemukan 14 bugs di software yang sama.
"Adobe Reader kini adalah fokus utama serangan, sekitar 10 kali lebih rentan dibanding Microsoft Office," ujar Wolfgang Kandek, ahli teknologi dari Qualys.
Kenaikan jumlah bugs pada software Adobe memang telah mengalahkan posisi Microsoft sebagai target utama pelaku kejahatan cyber. Angka bugs pada program-program yang dibidani oleh Microsoft seperti Internet Explorer, Windows Media Player dan Microsoft Office sendiri cenderung datar dan bahkan turun.
Choi
Sumber : Detikinet.com
0 comments:
Posting Komentar