"Untuk menyediakan spare part, komponen lokal belum bisa memenuhi. Itu yang membuat kami harus menyediakannya dari luar negeri," rinci Djunaidi Satrio Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia, saat media preview SE C955, di Wisma Pondok Indah, Jakarta, Selasa (7/7/2009).
Kendati demikian, Sony Ericsson selalu mempunyai planning untuk menyediakan spare part itu sebelumnya. Sehingga, ketika ada kerusakan bisa langsung diperbaiki karena barangnya memang sudah ready stock.
Dijelaskan juga oleh Djunaidi, kendala yang sering dihadapi ketika mengapalkan spare part itu adalah pemerintah sendiri, yang dalam hal ini Bea Cukai.
Sebab idealnya, sejak barang dipesan, sekitar 2 minggu sudah bisa masuk ke Indonesia. Namun, karena prosedur di Bea Cukai, bisa mundur hingga 2 bulan lamanya.
Vendor terbesar nomor 2 itu sendiri selalu memberikan garansi pada semua produknya hingga 1 tahun. Sony Ericsson pun sudah mempunyai 38 service center di Indonesia.
"Jadi kalau pun ada masalah, masih tergolong ringan, seperti kerusakan software. Service center bisa langsung memperbaikinya. Kalau memang berat, baru kita ganti hardware," cetusnya.
"Kendala lain, biasanya ponsel yang sudah lebih dari 2 tahun, juga kesulitan menyediakan spare partnya," tandas Djunaidi. (Choi)
Sumber : Okezone.com
0 comments:
Posting Komentar