.
4shared.com - Free file sharing and storage

Jumat, 06 November 2009

Windows 7 di Mata Tunanetra


Jakarta - Kehadiran Windows 7 sebagai sistem operasi terbaru besutan Microsoft ternyata tak hanya dinanti-nanti oleh pengguna komputer yang berpenglihatan. Pengguna komputer yang tunanetra -- penulis salah satunya -- pun ingin menjajal OS yang resmi diluncurkan 22 Oktober lalu itu. Apakah Windows 7 sudah benar-benar aksesibel dan 'penting' bagi tunanetra?

Sebelum lanjut membaca artikel ini, mungkin ada baiknya Anda matikan layar monitor, lalu cobalah mengetik dokumen, mengakses menu, browsing internet, kirim e-mail, atau ber-facebook ria.

Kenapa? Ada masalah?

Selamat datang di dunia kegelapan milik tunanetra, sebuah kondisi di mana beragam informasi yang biasanya disajikan lewat layar monitor tidak dapat terakses oleh tunanetra, dan Anda yang barangkali tadi coba berkomputasi tanpa penglihatan. Hal ini sudah barang tentu membuat tunanetra sama sekali tidak akan terpana oleh cantiknya visual yang diusung Windows 7.

Jadi, kita akan lihat bagaimana penulis, yang merupakan satu dari jutaan tunanetra pengakses komputer di dunia, bercengkrama dengan adik kandung Windows XP dan Windows Vista ini.
Instalasi: Perlu Lebih Aksesibel

Tepat di peluncuran perdana Windows 7 di Indonesia, penulis berhasil mendapatkan versi asli dari Windows 7 Home Premium. Penulis lalu menginstallnya ke netbook Asus Eee PC 1005HA dengan prosesor Intel Atom N280 1.66GHz dan RAM DDR-2 sebesar 2GB.

Adapun ruang hard disk yang penulis sisakan untuk instalasi adalah sebesar kurang lebih 50GB. Untuk proses pemasangan, baik instalasi bersih atau upgrade, yang dilakukan langsung dari sistem operasi aktif (Windows XP Home), penulis tidak menemui kesulitan berarti, karena seluruh teks dan elemen yang muncul dapat ditangani oleh pembaca layar yang penulis gunakan. Prosesnya pun jauh lebih mudah ketimbang waktu memasang XP atau Vista.

Masalah muncul saat pertengahan penginstallan, di mana komputer reboot dan masuk ke mode instalasi yang tidak menjalankan driver sound card, sehingga pembaca layar tidak berfungsi dan penulis terpaksa minta bantuan orang berpenglihatan untuk membacakan informasi yang tampak di layar monitor, seperti persetujuan instalasi, serial number, dan berbagai pengaturan lainnya. Hal ini, penulis asumsikan, juga akan dialami tunanetra yang memasang Windows 7 langsung saat PC dinyalakan (tidak melalui OS yang sedang berjalan).

Yang menarik adalah tampilnya opsi yang meminta kita untuk memberi saran agar kualitas instalasi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik. Permintaan ini muncul saat kita hendak mulai menginstall Windows 7.

Untuk itu, penulis menyarankan agar Microsoft setidaknya menyertakan driver sound card bersifat universal yang dapat berjalan dan me-load pembaca layar selama proses instalasi, sehingga tunanetra dapat meminimalisir ketergantungan saat ingin memasang OS sendiri. Hal ini sudah dilakukan oleh beberapa distro Linux yang sudah menyertakan opsi instalasi bagi tunanetra.

Navigasi: Lincah dan Menyenangkan

Akhirnya Windows 7 telah terpasang. Penulis pun disuguhi desktop, menu, dan taskbar baru. Kalau sebelumnya sudah pernah bermain-main dengan Vista, mungkin tak akan menemui masalah berarti. Namun, bagi Anda yang baru pertama kali bermigrasi dari XP ke Windows 7, penulis sarankan untuk latihan menggunakan OS Vista atau sedikit belajar sebelum beraksi dengan Windows 7. "I have no problem with this!"

Dengan pembaca layar yang penulis gunakan, penulis sudah dapat memanfaatkan berbagai fasilitas baru yang disediakan Windows 7, seperti taskbar dan gadget. Penulis pun telah memasang RSS DETIKINET sehingga ter-load otomatis dan dapat penulis akses langsung dari gadget.

Penulis juga dapat dengan mudah masuk ke dokumen, musik, dan gambar, mengingat opsinya sudah langsung tersedia di START MENU. Sayangnya, opsi "Classic Start Menu" ditiadakan, sehingga penulis tak dapat mengubah menu ke format yang lebih sederhana.

Pasalnya, banyak sekali item yang berjejal di menu yang kiranya tak terlalu penulis butuhkan. Opsi-opsi pun menjadi lebih mudah dipahami, karena biasanya tertulis dalam bentuk kalimat seperti "Uninstall program" dan lain-lain. Namun, bagi mereka yang tidak terlalu paham bahasa Inggris, hal ini bakal jadi kendala besar karena opsi dan menu dalam Windows 7 sangat banyak. "Again I have no problem with this!"

Bagi tunanetra yang tak memiliki pembaca layar, Anda dapat mengakses komponen dasar Windows 7 menggunakan program Narrator. Cara mudah mengaksesnya adalah dengan menekan WIN+R (tanpa tanda +) lalu ketik Narrator dan tekan ENTER. Tunggu beberapa saat, dan suara manis nona Anna akan terdengar dan Narrator siap digunakan.

Narrator akan membacakan menu, icon, dan teks yang Anda tulis menggunakan Notepad atau program pengolah kata sederhana. Perlu diingat bahwa kemampuan Narrator masih sangat terbatas, dan terkadang proses pembacaannya masih tersendat-sendat. Bagi tunanetra aktif disarankan menggunakan pembaca layar JAWS minimal versi 10.

Bagi Anda yang low vision alias lemah penglihatan atau Anda yang butuh alat bantu yang mampu memperbesar tampilan, Anda dapat menggunakan aplikasi Magnifier yang telah tersedia. Berbeda dengan versi Magnifier sebelumnya, yang satu ini sudah bisa di-zoom, mengikuti pergerakan mouse, bahkan dapat dipindahkan ke posisi layar yang Anda inginkan. Jadi, tak perlu beli kaca pembesar lagi ya!

Oh ya, tambahan fungsi hotkey menggunakan tombol bergambar logo Windows (WIN) pun sangat membantu, lho! Simak ulasannya di artikel detikinet terdahulu!

Saran penulis bagi rekan-rekan tunanetra, matikan saja seluruh opsi yang berhubungan dengan keindahan visual seperti animasi, transparansi, atau skin. Ini untuk memudahkan dan mempercepat akses pembaca layar dalam bernavigasi. Kalau bisa, aktifkan opsi memori virtual (PAGEFILE) dan tempatkan di drive yang bukan tempat Windows 7 terinstall (Kalau ada, di drive D: misalnya). Ini juga berguna bagi pengguna yang ingin menghemat RAM dan mengutamakan performa di atas penampilan.

Kompatibilitas: Mulus Meski Tak Semulus Jalan Tol.

Hal pertama yang ingin penulis soroti adalah berjalannya seluruh aplikasi yang sebelumnya telah terpasang di OS Windows XP. Sejauh ini, penulis belum menemukan aplikasi yang tidak berfungsi setelah upgrade ke Windows 7.

Hampir seluruh driver yang dipasang otomatis dapat berjalan dengan baik. Hanya saja, masih dibutuhkan sedikit kerja keras untuk mencari driver beberapa komponen yang ternyata masih belum kompatibel. Tapi, dibandingkan dengan masalah yang pernah penulis alami saat migrasi ke Windows Vista, proses pencarian dan pemasangan driver baru berjalan lebih mulus.

Untuk diketahui saja, driver komponen yang sangat membutuhkan perhatian adalah graphic card, bluetooth, wi-fi, dan webcam. Untuk driver bawaan netbook penulis, versi XP dari bluetooth, webcam, dan wi-fi masih belum kompatibel dengan Windows 7.

Untuk graphic card, meski sudah terpasang secara default, ternyata masih memiliki bug seperti tak bisa memutar video resolusi tinggi (patah-patah) atau menyebabkan hang saat taskbar kebanyakan diakses. Cobalah cari tahu informasi seputar driver untuk graphic card Anda, karena melalui penjelajahan yang penulis lakukan, driver tak harus baru asalkan stabil.

Kesimpulan

Cepat atau lambat, tunanetra atau tidak, tentunya kita akan beralih dari OS lama ke OS baru. Hanya saja, tunanetra atau tidak, perlu bagi kita untuk mempertimbangkan seberapa penting migrasi tersebut harus disegerakan.

Secara keseluruhan, penulis memberi skor 8,5 untuk Windows 7. Dengan spesifikasi hardware yang terbilang minimalis, OS ini berjalan cukup stabil. Program asistif seperti Narrator dan Magnifier pun sudah mengalami peningkatan, setidaknya dapat menolong tunanetra dalam pengoperasian komponen dasar OS.

Kalau Anda punya cukup banyak dana di pundi-pundi uang Anda, saran penulis, berpindahlah saja mengingat sistem operasi ini diperkirakan akan menggantikan posisi Windows XP. Namun, kalau kocek Anda terbatas, dan selama Windows XP dan Windows Vista masih mendapat support dari Microsoft, sebaiknya bertahan dulu sampai usia kedua OS itu berakhir.

Untuk rekan-rekan tunanetra -- khususnya yang telah banyak berkomunikasi tentang Windows 7 dengan penulis -- yang berencana ingin segera narsis dengan Windows 7, kiranya bisa bersabar sejenak. Ya, karena tak lama lagi akan tersedia berbagai netbook yang telah mengusung OS baru ini. Ya, biar lebih murah meriah dan tentu saja "ASLI!" (Choi)

Sumber : Detikinet.com

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Linkedin Yahoo! Bookmarks Google Buzz Google Reddit Mixx Technorati RSS Favorites
 

Blog Archive

News Technology Computer © 2008 Business Ads Ready is Designed by Choi Rozs Supported by Blogger