Peristiwa berdarah Tiananmen terjadi pada 1989 ini diperingati pada 3 dan 4 Juni setiap tahunnya. Pada masa itu, ratusan nyawa demonstran melayang karena melawan tentara Chi. Oleh karena itu, pemerintah China khawatir internet akan memprovokasi mereka untuk membentuk gerakan perlawanan terhadap pemerintah.
"Pemerintah memberlakukan pengawasan ketat dan intensif pada perayaan ini," Xiao Qiang, dari University of California-Berkeley yang menjadi Direktur Berkeley China Internet Project.
China memiliki populasi online terbesar di dunia, dan komunitas internet sangat bisa mempengaruhi publik untuk menggelar aksi protes atas segala peristiwa yang tengah hangat dibicarakan.
Berdasarkan data dari Information Center for Human Rights and Democracy, Pemerintah China memonitor lebih dari 6.000 situs yang berhubungan dengan Universitas dan masa mahasiswa yang dinilai potensial melakukan demonstrasi. Fokus mereka tertuju pada berbagai forum yang membahas Tiananmen.
Pemblokiran sejumlah situs internet internasional ini menimbulkan kekecewaan di kalangan pelaku industri online salah satunya dari Yahoo. Juru bicara Yahoo, Jason Khoury yang memiliki Flickr mengaku bisa memahami pemblokiran akses Flickr dan situs internasional lainnya. Namun dia menyayangkan China tidak memberikan penjelasan mendetail tentang pemblokiran ini.
"Kami meyakini pembatasan jaringan internet tanpa dasar hukum yang sah merupakan inkonsistensi terhadap hak kebebasan berekspresi dan mengeluarkan pendapat," kata Khoury. (Choi)
Sumber : Okezone.com
0 comments:
Posting Komentar