Dengan wujud yang menyerupai ponsel, TwitterPeek dilengkapi dengan keyboard full QWERTY dan layar berwarna berukuran 2,7x4 inch.
Perangkat ini dilepas ke pasaran dengan harga US$ 100 (atau hampir Rp 1 juta). Untuk model ini, harga tersebut sudah termasuk layanan wireless gratis selama 6 bulan, namun selebihnya konsumen harus membayar US$ 7,95 per bulannya. Sedangkan model yang satunya, dihargai US$ 200 dan konsumen akan mendapatkan wireless seumur hidup.
Namun jika Anda berniat membelinya, sepertinya beberapa titik lemah yang dimiliki alat ini patut dipertimbangkan. TwitterPeek ternyata tidak menyediakan web browser yang berarti pengguna tak bisa membuka link yang biasanya diikutsertakan dalam tweet.
Selain itu, alat ini juga melempem dalam hal pencarian (search). Jadi konsumen tidak bisa memakainya untuk melacak tweet tertentu yang memakai hashtags (#), begitu juga jika sebuah tweet tidak menyediakan @reply pada akun pemilik.
TweetPeek lahir dari tangan-tangan produsen pembuat piranti khusus untuk e-mail, Peek. Dengan harga yang dipasang dan minimnya layanan yang ditawarkan, disinyalir piranti ini akan sulit meraih sukses di pasaran. (Choi)
Sumber : Detikinet.com
0 comments:
Posting Komentar