Produsen software terbesar dunia Microsoft Corp kemarin secara resmi meluncurkan sistem operasi baru Windows 7, yang hadir menggantikan Windows Vista, sistem operasi yang sudah dipasarkan sejak 2007. Untuk pasar Indonesia, PT Microsoft Indonesia pun menggelar peluncuran Windows 7 di Jakarta.
Bukan rahasia, Vista adalah salah satu sistem operasi terburuk dari Microsoft. Penyebabnya, Vista memiliki masalah besar dalam kompatibilitas, stabilitas, hingga konsumsi energi dan sumber daya komputasi. Microsoft berupaya menyelesaikan masalah itu dengan Windows 7.
"Vista dan Windows 7 adalah dua produk yang sangat berbeda. Di internet, kita dapat dengan mudah menemukan komentar-komentar buruk tentang Vista. Tetapi, komentar buruk tentang Windows 7 sangat sulit ditemukan," ujar Chief Operating Officer PT Microsoft Indonesia Faycal Bouchlaghem. Klaim Bouchlaghem ada benarnya. Hingga saat ini, Windows 7 memang banyak mendapatkan pujian karena lebih cepat dan lebih hemat sumber daya komputasi daripada Vista. Pujian-pujian itu muncul dari orang-orang yang telah mencoba Windows 7 versi beta (percobaan).
Namun begitu, para analis menilai, sistem operasi baru memang biasa mendapatkan penilaian bagus pada awal-awal kemunculannya. Sebab, orang masih terpesona pada fitur-fitur baru sistem operasi itu, dan masalah yang tidak terpikirkan sebelumnya belum muncul dan teridentifikasi. Mantan Pemimpin Redaksi PC World Harry McCracken memang mengakui kecepatan Windows 7.
Namun, McCracken menegaskan, dia juga memberikan penilaian yang bagus kepada Vista pada awal-awal kehadiran sistem operasi itu.
"Saya saat itu terpesona pada penampilan Vista. Saya pun melakukan review terhadap sistem operasi itu dan saya memberikan nilai bagus.Tetapi, berbagai masalah kemudian muncul dan Vista terbukti gagal. Tampaknya kita harus menggunakan standar lebih tinggi dalam memberikan penilaian," tutur McCracken kepada Reuters.
Pada 2006, PC World memberikan pujian besar kepada Vista dengan artikel berjudul "All in all, Windows Vista is a Great Leap Forward for The Operating System". Terjemahan bebasnya kurang lebih adalah "Vista,Terobosan Besar dalam Sistem Operasi".
Penulis teknologi Preston Gralla mengungkapkan pendapat senada.Pada awal-awal kehadiran Vista, Gralla memberikan penilaian bagus kepada Vista.Namun begitu, belakangan Gralla menyesalinya. Sebab,Vista ternyata memberikan masalah kepadanya.
"Banyak masalah muncul setelah peluncuran perdana Vista. Saya menyesal tidak mencobanya pada lebih banyak hardware. Karena itu, saya saat ini menjadi lebih berhati-hati dalam memberikan penilaian kepada Windows 7. Jelas saya akan menguji Windows 7 pada lebih banyak hardware," papar Gralla, seperti dikutip Reuters.
Penulis teknologi Businessweek, Steve Wildstrom, bahkan melontarkan komentar lebih pedas. Pada 2007, Wildstrom menulis sebuah review berjudul "Vista is a Big Step Forward; In Time, You?ll Want It". Terjemahannya,"Vista adalah Terbosan Besar; Anda Pasti Akan Menginginkannya".
"Seandainya saja saya bisa kembali ke masa lalu dan kembali melakukan review terhadap Vista, maka saya akan menulis lebih banyak komentar negatif," tandas Wildstrom kepada Reuters.
Menanggapi komentar-komentar negatif terhadap Vista, National Technology Officer PT Microsoft Indonesia Tony Seno Hartono mengungkapkan, Microsoft belajar sangat banyak dari Vista. Untuk menyelesaikan masalah-masalah Vista, tambah Tony, Microsoft telah memperbaiki arsitektur sistem operasi itu,dan kini merilisnya sebagai Windows 7.
"Terbukti, Windows 7 sangat hemat sumber daya komputasi. Saya sudah mencoba menjalankan Windows 7 pada komputer yang memiliki memori 256 MB dan Windows 7 bisa berjalan.Vista tidak akan bisa berjalan pada komputer itu," papar Tony.
Sedangkan untuk menyelesaikan masalah kompatibilitas (kemampuan menjalankan aplikasiaplikasi lama), Microsoft menanam fitur XP Mode ke dalam beberapa versi Windows 7. Dengan XP Mode, sebuah komputer Windows 7 mampu secara virtual menjalankan Windows XP sehingga aplikasi yang hanya bisa berjalan di Windows XP menjadi bisa diakses di Windows 7.
Namun, sebagian analis menilai, XP Mode bukan merupakan penyelesaian masalah, tetapi justru memicu masalah baru. Sebab, pengguna Windows 7 yang menggunakan pula XP Mode, praktis harus mengelola dua lingkungan komputasi sekaligus, yaitu Windows 7 dan Windows XP, yang berada dalam satu mesin.
"Kehadiran XP Mode dalam Windows 7 justru melemahkan sekuriti Windows 7 menjadi hanya setara Windows XP. Kedua sistem operasi yang ada dalam satu komputer itu pun masing-masing harus di-update sendiri-sendiri. Microsoft seharusnya menyediakan sistem manajemen virtualisasi sejenis Virtual Desktop Infrastructure (VDI)," papar Chief Technology Officer Sophos Plc Richard Jacobs.
Microsoft memang harus bekerja keras untuk menyembuhkan trauma konsumen terhadap Vista. Firma riset Gartner Inc mengungkapkan, pujian-pujian terhadap Windows 7 tidak cukup untuk membujuk para pengguna profesional untuk beralih ke sistem operasi itu,dan melupakan trauma terhadap Vista.
"Para pengguna profesional umumnya menunggu hingga satu tahun sebelum menggunakan sistem operasi baru. Mereka menunggu untuk membuktikan kompatibilitas sistem operasi baru itu dengan aplikasi-aplikasi yang ada," ujar Research Director Gartner Inc George Shiffler. (Choi)
Sumber : Okezone.com
0 comments:
Posting Komentar