Data tersebut merujuk pada pergeseran dari implementasi teknologi-teknologi ramah lingkungan untuk tujuan pengurangan biaya menuju ke kesadaran yang lebih seimbang yang juga bertujuan emperbaiki sikap perusahaan atau organisasi mengenai lingkungan.
Sebanyak 97 persen responden menyatakan tidak mendiskusikan strategi TI ramah lingkungan, sementara 45 persen mengaku telah mengimplementasikan inisiatif ramah lingkungan. Selain itu, pembuat keputusan TI semakin mendukung solusi-solusi TI ramah lingkungan lebih dari sekadar manfaat biaya dan efisiensi TI.
Para responden menyebutkan faktor pendorong utama adalah mengurangi konsumsi listrik (90 persen), mengurangi biaya pendinginan (87 persen), dan tekanan kepada perusahaan untuk menjadi ramah lingkungan (86 persen).
"Selama 12 bulan terakhir, TI telah muncul sebagai kekuatan pendorong yang baru dalam mengimplementasikan inisiatif ramah lingkungan," jelas Jose Iglesias, Vice President Global Solutions Symantec, dalam keterangan resminya, Sabtu (13/6/2009).
"Solusi green IT tidak hanya untuk manfaat penghematan energi, tapi juga sebagai hasil dari
keinginan yang tersebar luas untuk mengimplementasikan praktik-praktik yang bertanggung jawab secara lingkungan," tandasnya.
Para eksekutif TI melaporkan peningkatan yang signifikan dalam anggaran ramah lingkungan. 73 persen mengharapkan peningkatan anggaran TI ramah lingkungan dalam 12 bulan ke depan, sementara 19 persen mengharapkan peningkatan lebih dari 10 persen. Responden umumnya melaporkan pengeluaran USD21 hingga USD27 juta untuk listrik pusat data.
Pada saat yang bersamaan, TI rela membayar biaya premium untuk produk yang hemat energi. Dua pertiga dari responden mengatakan mereka rela membayar lebih paling tidak 10 persen, sementara 41 persen rela membayar paling tidak 20 persen lebih tinggi. Selain itu, 89 persen responden mengatakan efesiensi produk TI penting atau sangat penting. (Choi)
Sumber : Okezone.com
0 comments:
Posting Komentar