Kami di sambut oleh teman-teman dari Ministry of Infrastructure Timor Leste sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk masalah telekomunikasi, jalan dan energy. Teman yang menyambut kami adalah Pak Paulo Dacosta, Pak Hilman Akil dan dua orang staff wanita. Pak Paulo Dacosta yang merupakan salah seorang manajer di Ministry of Infrastructure. Sedang, Pak Hilman Akil merupakan advisor untuk Direktorat National ICT di bawah Ministry of Infrastructure.
Dalam obrolan awal kami dengan teman-teman dari Timor Leste ini, hal yang akan menarik bagi kita di Indonesia adalah keberhasilan Ministry of Infrastructure Timor Leste, yang di pimpin oleh Pak Pedro Lay da Silva salah seorang lulusan Atmajaya. Timor Leste sedang implementasi National Connevtivity Project (NCP) dilakukan oleh Directorate National ICT dari Ministry of Infrastructure, yang di pimpin oleh Pak Flavio C. Neves lulusan UGM.
Melalui NCP, Ministry of Infrastructure Timor Leste berhasil menyambungkan 5 distrik dari 13 distrik yang ada di Timor Leste menggunakan WiMAX. Hampir setengah dari Timor Leste tersambung WiMAX. Di samping itu mereka juga mengoperasikan VoIP atau lebih tepat-nya Next Generation Network (NGN) seperti yang kita kenal di VoIP Rakyat di atas infrastuktur WiMAX mereka.
Hal ini menjadikan biaya telekomunikasi secara keseluruhan akan menjadi rendah. Naga-naga-nya Indonesia tertinggal jauh dan harus belajar ke Timor Leste dalam implementasi WiMAX & NGN.
Directorate National ICT di bawah Ministry of Infrastructure Timor Leste pada saat ini sedang mengimplementasikan National Connectivity Project (NCP) yang merupakan infrastruktur kunci untuk e-government Timor Leste yang akan datang. Dikawal oleh Pak Hilman Akil seorang Indonesia, seorang alumni MIT Amerika Serikat, yang menjadi advisor untuk Directorate National ICT proses tender hingga pengawalan implementasi national connectivity project dilakukan.
Pada dasarnya National Connectivity Project (NCP) ini lahir dari kebutuhan akan komunikasi data untuk seluruh jajaran pemerintah di Timor Leste. Proyek ini akan mendukung komnunikasi data antara departemen dengan departemen lainnya, maupun antara Dili dengan pemerintahan distrik.
Di dalam implementasinya, NCP ini ada tiga Phase, yakni Phase-1 untuk Dili, Oecusse dan Baucau, Phase-2 untuk Maliana, Ermera, Suai, dan Batugade (di perbatasan), dan Phase-3 Ainaro, Liquica, Aileu, Manatuto,Same, dan Viqueque dan Phase tambahan untuk Perbatasan, yakni Sakato, Salele dan Bobomento.
Seluruh distrik seluruh negara Timor Leste kemungkinan akan tersambung secara penuh paling tidak akhir tahun 2009 atau awal 2010. Antar Distrik digunakan infrastruktur VSAT menggunakan satelit Telkom-2. Dari ibu kota distrik, antar kantor pemerintah digunakan WiMAX versi 802.16d yang bekerja pada frekuensi 3.5GHz. Sedang di dalam gedung pemerintah digunakan WiFi dan jaringan LAN.
Yang lebih mengagumkan, seluruh proses National Connectivity Project (NCP) dilakukan dalam waktu yang singkat. Agustus 2008 konsep NCP mulai dimatangkan. Termasuk proses study banding terhadap berbagai negara yang telah melakukan implementasi WiMAX seperti di Nauru. Ada 18 peserta tender yang ingin berpartisipasi di NCP dari berbagai negara seperti Australia, Portugal, Singapore, Singapore, Indonesia, dengan 9 prakualifikasi, tapi hanya 7 peserta yang memasukan dokumen. Proses tender di
menangkan oleh Telkom Indonesia International yang di pimpin oleh Pak Mulya Tambunan.
Proses transfer teknologi di lakukan dengan baik. Untuk tahap pertama, implementasi di tiga Distrik, Telkom Indonesia International yang melakukan implementasi sambil melakukan training terhadap orang Timor Leste.
Untuk dua (2) distrik selanjutnya, proses implementasi dilakukan oleh teman-teman dari Timor Leste sendiri dengan panduan dari Jakarta. Ada sekitar 30-an orang Timor Leste yang direkrut sebagai help desk dan call center untuk implementasi National Connectivity Project (NCP). Salah satu kunci sukses dari NCP adalah alokasi budget untuk capacity building, penaikan kapasitas dari kemampuan SDM, termasuk di dalamnya beasiswa untuk staff NCP untuk belajar ICT. Seperti Linda salah satu staff NCP ternyata lulusan STT Telkom (sekarang IT Telkom di Bandung).
Demikian laporan singkat dari perkembangan Timor Leste di bidang ICT yang tampaknya jauh lebih maju dari apa yang kita sangka di Indonesia. Kita tampaknya perlu belajar juga ke Timor Leste. (Choi)
Sumber : Detiknet.com
0 comments:
Posting Komentar